Friday, July 4, 2008

Journey to Bali


GARUDA WISNU KENCANA (GWK) BALI

Perjalananku waktu itu cukup singkat, hanya dua hari tinggal di pulau Bali. Yang banyak orang katakan pulaunya para dewata.
Penerbanganku dari kupang, NTT dengan pesawat Merpati Air cukup menegangkan. Berawal dari bandara El-tari, Kupang. Penerbangan sempat tertunda kerena cuaca,dan itu cukup aku pahami, karena demi keslamatan penumpang pikirku. Penerbangan hanya memakan waktu dua jam dan sampai di bendara internasiaonal Ngurah Rai. Aku sedikit terkagum dengan kebersihan bandara ini, yang jelas sebagai warga Negara Indonesia aku sedikit bangga dengan kebersihan yang ada.

Ketika sampai aku di jemput oleh salah satu orang tua temanku, Pak Agung namanya. Beliau ramah sekali dan aku merasa nyaman dengan beliau. Ketika perjalanan ke hotel, aku melihat para bule sedang memamerkan pantat mereka di ruas jalan ke pantai kuta. Aku tertegun melihat semuanya itu. sampai di hotel aku segera istirahat dan malam ini aku akan bertemu dengan temanku dari Amerika, Steve namanya. Dan aku sudah dua tahun tidak saling ketemu.
Saat pertemuanku dengan nya di bali, aku sungguh tidak percaya. Dan dua hari itu aku gunakan untuk bercerita dan cari informasi tentang ke adaan Amerika sana.

Dan pada hari berikutnya, akhirnya perjalanan kami di mulai, pertama-tama. Kami keluar kejalan melintasi ruas jalan pulau bali yang ramai oleh para turis asing. Mobil kami melewati jalan mendaki dan kearah perbukitan. Dan tujuan peratama kami adalah GWK (Garuda Wisnu Kencana).

Mobil kami masuk ke daerah dataran tinggi dan berbatu. Aku mulai merasakan kekaguman akan alam pulau bali ini, dentingan musik traidisional khas bali membuat ku merinding, -aku paling suka dengan semua yang berhubungan dengan tradisioanal, baju, musik ampek tarian-.

Kami melangkah ke luar dari mobildan mendapatkan sebuah patung raksasa. Patung seorang pahlawan dalam ajaran hindu, tepat sang Wisnu terpahat dengan kokohnya dengan aliran air di bawahnya. Aku terkagum melihat patung itu dan mersakan betapam megahnya patung raksasa itu.

Aku mengamati patung itu dengan seksama, dan takjub olehnya. Setelah melihat patung san Wisnu itu aku kami melangkah turun dan mendapati patung yang tak kalah besarnya, patung yang direncanakan akan menopang tubuh sang Wisnu. Seekor burung raksasa hampir jadi berdiri kokoh di depannku. Burung garuda itu yang akan di letakkan di bawah patung sang Wisnu. Dihadapan patung Garuda itu, terhampat pelataran luas yang di kanan kirinya berdiri batu-batu besar yang membuat pemandangan semakin menarik. Manapakki jalan dalam area GWK ini membuatku terkagum dengan alam pulau bali yang mengasikkan.

Dalam benakku, aku berfikir bahwa semua karunia alam ini mungkin akan suatu saat akan berakhir, dan kepunahan itu akan segera tiba jika kita sebagai manusia tidak menjaganya.

Apakah kita siap melihat alam indah permai milik Indonesia punah dalam tangan kita?-entahlah-

Kami terus melangkah dan melangkah sampai pada akhirnya, kami di bawa ke suatu kuil di atas tebing. Dan saat itulah aku tersadar kita wajib bersyukur atas limpahan berkatnya di tanah Indonesia ini.

“Anugrah Alam adalah untuk dinikmati bukan di hancurkan”

No comments: