Thursday, February 19, 2009

MAU KEMANA SICH LOE…?????

“mau pulang sekarang?” Tanya temanku membuyarkan pandanganku pada sekolompok anak muda yang bermain musik, tepat di depanku itu.
“aku sich teserah.. kalo emang masih lama juga ngak apa-apa.” Jawabku singkat.

Di dalam bangunan gereja yang megah ini, aku terpaku akan ke indahan dekorasi di setiap sudut ruangan penuh kursi yang tertatat rapi ini. Mimbar tinggi tempat pendeta berkotbah berdiri kokoh, sedangkan background dari kain yang menghubungkan lantai dasar dan langit-langit, menambah keindahan gedung gereja ini. Jujur saja aku kagum akan keindahan yang terpancar dari mimbar dan kain yang berwarna ungu itu. Kesa ke-sakralan akan tempat ini membuat merinding.

Di dalam ruangan ini, beberapa pemuda sedang berlatih pujian untuk ibadah besok, sedangkan aku yang merupakan temu di tempat ini hanya menonton dari bawah.
“ehh.. pulang yuk?” seru temanku yang sekarang melayani di tempat ini.
“sekarang, .. ok.” Ucapku.

Setelah berjabat tangan dengan beberapa pemuda itu, aku dan temanku melangkah keluar dari gedung besar ini. Dengan sepeda motor miliki temanku, kai melangkah pulang. Melewati jalan beraspal, motor kami melangkah dengan santai sambail meikmati suasana malam ini. Mobil dan motor melewati sepeda motor kami yang bejalan lambat.

“Dek… sebagai seoarang pelayan, kita harus meliahat setiap orang yang kita layani, dan berusaha medekati mereka untuk maju.” Ujar temaku di tengah perjalaan.
“Ya pastilah.” Jawabku singkat.
“dan jikalau kamu ingin menjadi seorang missioner, ya… itu sangat di butuhkan sehingga kamu tahu apa dan bagaimana menghadapi orang yang kamu layanai.” Ucap temanku. “seorang misi harus dapat melihat peluang yang sekiranya bisa di jadikan untuk masauk dalam suatu komunitas.” Lanjutnya.

Sementara otaku berfikir akan perkataan temaku ini, perjalanan terus berlanjut. Beberapa kali motor kami masuk lubang kecil yang ada di jalan dan membuat bunyi pada rantai di motor kami.

“ehh kalo boleh tahu, apa sich yang kamu inginkan dalam pelayanan?” Tanya temanku yang sontak mengejutkanku.
Dan memang pertannyaan itu membuatku berfikir keras.
“Kamu sudah tau kan, apa yang mau kamu lakukan?” katanya. “Jika jadi misionaris, komunitas kita itu banyak sekali peluang untuk mu jika kamu mau, dan saya berharap kamu mulai untuk memikirkan kemana kamu akan melangkah, kamu ngak mau kan jadi pendeta yang hanya terkurung denga hal-hal dalam gereja saja, atau hanya penulis novel yang ngak jelas…..saya sarankan mulai sekarang kamu sudah bisa ambil langkah mana yang kamu mau ambil.” Jelasnya penjang lebar.

Aku terbawa aka pikiranku sendiri, memikirkan akan masa depan yang akan aku lewati. Entah kenapa perjalanan malam ini terasa lambat, roda yang berputar seakan berhenti pada satu sudut jala kota ini. Pikiranku melayang menanyakan apa yang sebenarnya aku mau.

“saya sudah menjadi temanmu semenjak kamu masuk dalm komunitas kita, dan saya melihat kamu hanya menikmati sukanya saja belum benar-benar masuk dalam inti dari komunitas kita, apa mau kamu hanya menjadi penghibur saja?” ucap temanku melanjutkan.
“PENGHIBUR SAJA” sontak pikirku seakan dipaksa untuk berfikir jauh melampaui akalku. “Apakah aku hanya seorang penghibur dalam komunitas ini?” pertanyaan itu terus teriang dalam benakku. Baru kali ini aku temukan sudut pandang berbeda mengenai diriku.
“seseorang akan sangat berharga ketika ia bisa berguna bagi komunitasnya, dan ketika kamu menjadi misionaris maka, hal itu sangat penting.” Kata temanku yang memecahkan anganku.
Untuk sejenak kami terdiam menikmati udara malam yang mendung. Terus melewati jaan berasapal, kami memasuki pusat kota yang ramai aleh para pemuda.
“kamu ingat dengan seseorang yang mengajakmu untuk buat proyek kemaren?” Tanya temanku.
“ya.. aku ingat, kenapa?”
“jarang kan sekarang kamu di kontak,” kata temanku.
“Iya…”
“tahu kenapa…?” Tanya temanku. “aku kasih tahu karena dia pernah bicara dengan ku bahwa dalam pelayanan misi perubahan itu akan cepat sekali, dan orang ini ketika sudah percaya, dia akan mendorong untuk maju, tapi jiak sudah tidak siap dan tidak memenuhi standart maka ia tidak akan membuang energi untuk orang ini, dan itu mungkin sekarang terjadi di dirimu, aku melihatnya.” Jelas temanku.
“jadi.. aku dianggap tidak memenuhi standart…” Tanya ku kaget alang kepalang.
“ya...mungkin.. itu karena kamu dianggap belum punya tujuan kemana kamu akan melangkah untuk masa depan, dan orang ini masih sulit memahami dirimu kemana arah langkahmu.”

Seakan bumi ini berhenti dan detak jantungku melemah aku terpaku pada satu kata “TIDAK MASUK STANDART”. Aku tidak tahu harusu bersikap bagaimana akan tetapi, tikaman kata itu menusuk tepat di jantungku.

Kina aku aku menyadari, ketika seseorang tidak memiliki TUJUAN dalam kehidupanya maka semua adalah tidak pasti dan akan mengambang seperti perahu yang di bawa ombak kesana kemari tanpa tujuan.

Otakku berfikir keras mencari apa yang aku inginkan sekarang, bergumul mencari jalan yang tepat untuk aku jejaki. Dan itu semua adalah bagian dari hubunganku dengan Tugan sang perancang masa depan.

No comments: